OPENING
SUASANA
GELAP, SUNYI. TEGANG…… PASUKAN LASKAR RANGGONG DAENG ROMO, BEKU DI BALIK
BONGKAHAN-BONGKAHAN BATU. MONCONG SENAPAN DAN TAJAMNYA BAMBU RUNCING SEKILAS
DITERPA CAHAYA LAMPU MOBIL PATROLI BELANDA, YANG BAKAL MELEWATI JEMBATAN
PARI’RISI’ …………… DAN KETIKA BOBIL PATROLI TSB. MELINTAS PERSIS DI ATAS
JEMBATAN, TEMBAKAN KOMANDOPUN TERDENGAR TANDA DIMULAINYA PENYERANGAN FRONTAL.
SEBUAH LEDAKAN GRANAT MEMBUAT MOBIL TRUK YANG MENGANGKUT PASUKAN BELANDA
TERJUNGKAL MASUK KEDALAM SUNGAI, MENEWASKAN 16 TENTARA BELANDA, 10 ORANG
LUKA-LUKA DAN 14 PUCUK SENJATA LARAS PANJANG SEMPAT DIRAMPAS OLEH PARA PEJUANG………….
(CAHAYA LAMPU FADEOUT)
Kredit Title
Karya
: Jacob Marala
KO’MARA 1947
Sutradara : Arman Yunus
ADEGAN I
MARKAS PEJUANG :
BERDINDING RUMPPUN BAMBU. SEBELAH KIRI TERDAPAT SEBUAH MEJA KERJA, SEBUAH
KURSI. DI BELAKANGNYA TERPAJANG PANJI LIPAN BAJENG. SEBELAH KANAN SEBUAH BANGKU
PANJANG YANG TERBUAT DARI BAMBU BATANGAN. SUASANA SUNYI TENGAH MALAM
RANGGOG DAENG
ROMO
(MEMBELAKANGI
PENONTON, MEMPERHATIKAN PETA LOKASI OPERASI LIPAN BAJENG) Saudaraku, Sonda
Daeng Leo.
LEO
(DUDUK TENANG DI
SATU SUDUT RUANG) Ada apa Karaeng? (MENDEKAT KE KOMANDAN RANGGONG)
RANGGONG
Terima kasih
Leo... Satu diantara kelompok laskar Lipan Bajeng, kelompokmu termasuk banyak menolong nyawaku.
LEO
Jangan
berlebihan Karaeng. Saya beserta anak buahku hanyalah sebagai pengawal.
RANGGONG
Sejujurnya aku
katakan, bahwa pertempuran demi pertempuran, sungguh merupakan kebahagiaan
tersendiri dalam hidupku, bila aku membayangkan wajah-wajah Pemuda Bajeng, yang
perkasa itu. Dan kau sendiri, Sonda Daeng Leo, Jannang Pajalau. Engkau adalah
salah seorang pejuang kebanggaan Bajeng.
LEO
Karaeng, saya
ini adalah hamba Allah. Tidak pantas untuk dipuji dan dibangga-banggakan
Karaeng.
RANGGONG
Aku mengerti
maksudmu Leo. Tapi tahukah kau bahwa suatu perjuangan, apakah ia bernama
merebut atau mempertahankan kemerdekaan, pastilah membutuhkan waktu yang
panjang.
LEO
Ya. Pasti
Karaeng. Bahkan membutuhkan suatu pengorbanan besar.
RANGGONG
Pertanyaan saya,
mampukah aku atau kau atau yang lain mencapainya? Meski pengorbanan yang kau
maksud telah terpenuhi?
LEO
Saya tidak
berhak memastikan Karaeng. Tetapi yang jelas, kemenangan demi kemenangan yang
kita capai, justru hasil pengorbanan Karaeng,
memeras otak dalam merancang taktik dan strategi penyerangan.
RANGGONG
Persoalannya
tidak terletak pada kemenangan, Leo. (MENGHELA NAPAS) Saya tidak tahu dan saya
ingin tahu apakah Yang Maha Kuasa masih memihak pada kita? Sebab apa nananti
kata bangsaku, kalau suatu waktu perjuangan yang aku pimpin ini menjadi kandas
dan tidak membawa hasil yang berarti.
LEO
Perjuangan suatu
kaum Insya Allah pasti bicara, Karaeng.
RANGGONG
Terkadang aku
membayangkan bahwa selama kemerdekaan belum dalam genggaman, pasukan laskar
kemerdekaan, khususnya Polong Bangkeng, hendaknya ia hidup bagai rumput bajeng,
yang bila dicabut satu akan tumbuh menjadi dua. Semakin dicabut semakin
hiduplah ia dimana-mana, demi menghacurkan penjajahan.
LEO
Insya Allah,
Karaeng. (SUASANA HENING) Bagaimana kalau Karaeng istirahat dulu. Masih terlalu
banyak hal yang membutuhkan tenaga dan pemikiran Karaeng, buat mengambil langkah-langkah
pasti untuk mencapai tujuan, Karaeng.
ADEGAN II
KURIR
(TIBA-TIBA
MUNCUL DENGAN NAPAS TAKKARUAN….) Panglima, Merdeka! …Belanda, mengadakan
pembersihan disemua kapung di Makassar. Anak laki-laki umur 10 tahun sampai nenek-nenek,
telah mereka tembaki sampai mati, dikampung mana saja. Kapten Westering bersama
Letnan Frinz, juga telah menangkap anak-anak sekolah di Kalukuang, dan
memasukkannya di penjara.
TORUNGKA
Merdeka !
Pasukan Rahasia Lapris, PARIS, melalui Pabe’ Daeng Beta, menyampaikan kepada
saya kalau Kapten Ongslag Vander Parra bersama kawan-kawannya telah merencanakan
suatu penyisiran besar-besaran di Polong Bangkeng. Pirasatku mengatakan, kalau
Markas kita di Ko’mara ini, akan mereka temukan, Panglima.
(SEKRETARIS
MASUK BERSAMA BEBERAPA BERKAS DOKUMEN DI TANGAN)
RANGGONG
Dan kau sediri
Sekertaris? Ada apa dengan kehadiranmu tengah malam begini.
SEKRETARIS
Beberapa menit lalu,
dokumen ini saya terima dari salah seorang anggota Paris, Panglima. Orang itu
mengatakan kalau dokumen ini harus sampai di tangan Panglima Lapris (SAMBIL
MENYODORKAN DOKUMEN KEPADA RANGGOANG)
RANGGONG
(MENYERAHKAN
KEMBALI KEPADA SEKRETARIS) Bacakan saja, biar kita semua mendengarnya.
SEKRETARIS
Konferensi
Malino yang berlangsung dua hari lalu, yang dipelopori DR. Van Mook, telah
menghasilkan terbentuknya Negera Boneka yang diberi nama: Negara Indonesia
Timur.
RANGGONG
Pantas
Belanda-Belanda itu semakin mengganas mengadakan penangkapan dan pembunuhan
dimana-mana.
LEO
Apa hubungannya,
Karaeng?
RANGGONG
Konferensi
Malino yang melahirkan Negara Indonesia Timur, tidak lain dan tak bukan adalah
untuk lebih memperkokoh kekuasaan Belanda di bumi Repoklik ini. Dengan kata
lain, semua pemilik syah Repoblik ini, harus dilumpuhkan dengan jalan
mengadakan pembersihan dimana-mana dan tanpa mengenal belas kasihan.
KURIR
Sebaiknya kita
segera bertindak, Panglima.
SEKRETARIS
Yang jelas
Laskar kita telah mendapatkan tambahan persenjataan, sebanyak 14 pucuk laras
panjang……..
RANGGONG
Yang paling
tepat, mari meningkatkan kewaspadaan. Meremehkan musuh, sama dengan bunuh diri.
Karena itu, (KEPADA KURIR) kabarkan kepada seluruh Induk-induk pasukan laskar
di Sulawesi Selatan, kalau markas Lapris, pindah ke Bulu’ Langgese’
KURIR
Bila demikian,
kami perlu diberi gambaran tentang Bukit Langgese’, Panglima.
RANGGONG
(SEKRETARIS
DENGAN TANGKAS MEMAJANG PETA LOKASI PADA PAPAN TULIS)
Tepatnya disini. Berbatasan Takalar dengan
Je’ne’ponto. Mengapa saya memutuskan untuk bermarkas disana, karena dari segi pertahanan,
menurutku daerah ini sangat strategis. Markas kita persis di tengah hutan dan
aman dari udara.
LEO
Kalau disini ada
apa Karaeng?
RANGGONG
Ini adalah arah
barat. Tumbuhan padang rumput yang sangat luas dan berbatu-batu, merupakan
rintangan berat bagi musuh, sehingga bila ada yang datang menuju markas, dengan
mudah kita ketahui. Dan jauh sebelum mencapai markas, diseputar daerah ini,
kita tempatkan sistem pengamanan Pos Jaga berlapis.
KURIR
Lantas kalau
dari utara atau selatan ?
RANGGONG
Oo... aman.
Sangat sukar untuk ditembus sebab dari jarak kurang lebih 3 kilo meter, hutan
bambu yang lebat dan berduri sangat kokoh dan padat. Belanda tidak mungkin mau
menerobos dari situ, sebab mereka bisa mati konyol. Begitu bukan, Sekertaris?
SEKRETARIS
Persis Panglima.
TORUNGKA
Terus kalau dari sebelah timur? (KEPADA
SEKRETARIS)
SEKRETARIS
Menurutku, musuh tidak mungkin dari timur, sebab disini
terdapat jurang yang sangat curam dan
dalam. Dan disini di lereng bukit, terdapat aliran sungai kecil yang menyusuri
kaki Bulu’ Langgese. (TERDENGAR TEMBAKAN GENCAR DARI KEJAUHAN)
TORUNGKA
Sepertinya
Belanda setan itu sudah mulai bergerak, Panglima.
RANGGONG
(MENGHADAP KE SATU ARAH BAGAI BERDO’A) Jiwa dan Semangat bangsaku takkan pernah kau
kalahkan. Wahai para laskar, mari terus
menerjang...(BUNYI TEMBAKAN SEMAKIN GENCAR DAN TAMBAH MENDEKAT. PARA UTUSAN
BERPENCAR. RANGGONG, SEKRETARI, DAN LEO’ SEARAH. DAN SEBELUM MENGHILANG.....)
Kita jumpa Bukit Langgese’.......... (SUARA –SUARA KETAKUTAN DARI KEJAUHAN
BERCAMPUR DESINGAN PELURU MEMBUAT SUASANA SEMAKIN NGERI
NGERI...........................................)
ADEGAN III
TORUNGKA
YANG MASIH
TINGGAL SIBUK MEMPERBAIKI PEMBALUT LUKA DIBAGIAN BETISNYA DAN BERGEGAS UNTUK
MENINGGALKAN LOKASI TIBA-TIBA BERHENTI KARENA MERASA ADA SESUATU.... CEPAT
MENCABUT PISTOL
BUNGA
Tunggu.
Ini aku. Masih ingatkah kau ?
TORUNGKA
Siapa?....
Katakan siapa kau sebenarnya.
BUNGA
Aku.
Yang kau tinggalkan.
TORUNGKA
(MENYARUNGKAN
PISTOLNYA) Bunga. Ini tidak mungkin. Apa yang membuatmu bisa sampai di tempat
ini?
BUNGA
Karena
rasa keraguanku..... Aku tidak mau
kehilangan dirimu.
TORUNGKA
Bunga.
Gelisahmu adalah juga gelisahku adikku. Jiwamu dan jiwaku satu dalam kerinduan.
Diantara kita tak perlu ada keraguan.....
BUNGA
Cukup.
(DIAM SESAAT) Aku tidak mengerti,
mengapa seolah takpercaya kepada kata yang terucap. Mungkin inilah
buktinya, kalau cinta itu bukanlah ciptaan manusia.
TORUNGKA
Aku
mengerti maksudmu adikku, tapi aku berharap, didalam suasana seprti ini, tolong
jangan biarkan perasaan membelenggu jiwamu.
BUNGA
Maaf.
Adaku di tempat ini bukan karena perasaan, juga bukan karena rindu. Bukan.
TORUNGKA
Lalu
apa ?! (TIBA-TIBA SERENTETAN BUNYI TEMBAKAN MEMAKSA MEREKA MENIARAP
KEBUMI)...... Bunga !
BUNGA
2
hari sebelum sampai di tempat ini, mulai dari tempat tinggalku, kusaksikan semua
laki-laki ditangkap dan dikumpul lalu ditembak tanpa ampun. Oh.... Betapa mengerikan. Aku tidak mau dirimu
mengalami peristiwa itu. Sungguh, aku tidak mau kehilangan dirimu
TORUNGKA
Tapi
bayangkanlah andai aku yang justru kehilangan dirimu, lantaran maut menjemputmu
dalam perjalanan menuju tempat ini........
BUNGA
Aku
bahagia...... Orang bilang, mati karena
cinta, tempatnya adalah surga.
TORUNGKA
(DENTUMAN
BOM. MEMBUAAT MEREKA JADI INTENS......) Suasana ini mengingatkan aku di awal
perjumpaan, adikku. Waktu itu, persis 1tahun ulang tahun kemerdekaan RI.....
BUNGA
Anehnya,
kau dan aku tidak saling kenal waktu itu. Tapi mengapa kita mesti berada dalam
satu perlindungan di bawah tanah, dan tanganmu yang nakal merangkul tubuhku yang penuh takutan.
TORUNGKA
Sungguh,
aku baru tahu itu. Maafkan aku. Yang aku ingat hanya disaat suasana hening. Kau
kembangkan jari tanganmu kearah matahari, lalu kau berkata: Kaulah hidupku dan
kehidupanku.
BUNGA
Lalu
kau genggam jemariku sambil menatap mataku penuh harap.
TORUNGKA
Aku
akui. Disaat itu hatiku berkata: Semoga kaulah itu ibu anak-anakku yang nakal,
yang bakal melenyapkan penjajahan di atas bumi.
BUNGA
Amin.
(KEMBALI SUARA LETUPAN MENGGELEGAR)
TORUNGKA
(MENEMPELKAN
TELINGA KE BUMI) Bunga, kita tinggalkan tempat ini.
BUNGA
Tunggu.
Bagaimana dengan anak-anak kita yang bakal melenyapkan penjajahan.
TORUNGKA
Aghr..
sudah, nanti kita rencanakan. Mobil patroli Belanda itu semakin dekat. Ikut
aku. (MENYERET DENGAN PAKSA. KEDUANYA MENGHILANG)
Hak Cipta ©
2007 Jacob Marala
All right reserved. Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Sanksi Pelanggaran Hak Cipta
Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun
2002 tentang Hak Cipta
Lingkup Hak Cipta
Pasal 2 :
1.
Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta dan pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah
suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan Pidana
Pasal 72 :
1.
Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidana dengan
pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda
paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling
lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima
milyar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan,
memamerkan mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang
hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
ADEGAN IV
(PASUKAN
BELANDA TERDIRI DARI: LETNAN VANDER VARRA, SERSAN NICO, DUA ORANG PRAJURIT,
SALELA MATA-MATA BELANDA, TIBA DI MARKAS YANG SUDAH KOSONG)
SERSAN NICO
Kosong, Letnan.
SALELA
Meneir. Ini. Saya dapatkan dari selah-selah pepohonan (MUNCUL, BERLARI MENYERAHKAN MAP DOKUMEN).
LET. BELANDA
Goede viriend.
(KEPADA NICO) Sersan. Prober lezen. Sersan Nico, baca!
SERSAN NICO
Kepada segenap Laskar, di Sulawesi-Selatan. Temui Markas Lapris di tengah
lingkaran takmenentu. Hancurkan Negara Boneka. Negara Indonesia Timur. (MENYERAHKAN KEMBALI MAP DOKUMEN
KETANGAN KAPTEN) Ini penghinaan Letnan.
LET. BELANDA
(BERTERIAK) Bawa
semua tawanan kemari.
(SEROMBONGAN TAWANAN DIGIRING MASUK KEDALAM LAPANGAN OLEH SEORANG ALGOJO.
KEPADA MATA-MATA) Salela, kawanku. Kau adalah kepercayaan kami. Tunjuk, siapa
kira-kira yang paling berbahaya diantara mereka.
SALELA’
Itu, Tuan.
(KEPADA JUANG II)
JUANG II
Kenapa saya
Salela’?
SALELA
Agrrr... Kau
jangan banyak cincong. Kau juga (KEPADA JUANG
I)
JUANG I
(AGAK EMOSI)
E..buka matamu baik-baik, Salela’, jangan
asal tunjuk.
SALELA’
Kamu berdua
pernah kulihat bicara dengan orang-orang
Merah Putih.
LET, BELANDA
(KEPADA KEDUA YANG DITUNJUK) Kalian berdiri disana......... dan kau, kamu
semua. (KEPADA KELOMPOK TAWANAN) Disana.
Salela, kawanku yang setia. (MENGAMBIL SELEMBAR DAFTAR NAMA DARI MAP) apa
kau kenal orang bernama: Daeng Temba’, Samsuddin Daeng Ngerang, Makkatang Daeng
Sibali, Sarro Kumis.?
SALELE
Kalau tidak salah orang-orang itulah yang membuat kocar-kacir kawan-kawan
kita di Pappa, tuan.
LET. BELANDA
Dan…. Ali Kenyeng, Abdul Jalal
Daeng Leo, Muhammad Syah?
SALELA
Mereka adalah laskar pejuang tangguh yang menghadang dan menghancurkan Jembat
Pari’risi’ Tuan (KAP. BELANDA MEMANDANG KEPADA LETNAN)
LET. BELANDA
Ya..Ya.. Waktu itu 16 tentara kita tewas dan yang lainnya luka-luka. 14
senjata otomatis mereka rampas. Sungguh keterlaluan he? (MEMBUKA LEMBAR DOKUMEN
BERIKUT) Kalau orang yang bernama, Sangkala’ Gimpe, Cambang Tammua, So’ding
Bonte’, en Nurdin Cingka’?
SALELA
E…e..
(BINGUNG) Saya tidak kenal tuan.
LET. BELANDA
Gooffermomme, Informan tolol, picik. (MENJEWER TELINGA SALELE SAMBIL
MENGGIRING MASUK MENGGABUNG KEKELOMPOK MASSA TAWANAN) Tapi biar kau begitu,
kami orang Belanda tetap suka sama Salela.....
SALELA
Terimakasih
tuan besar.
LET.
BELANDA
Karena kaulah sehingga kami tahu, kalau (KEPADA DUA TAWANAN) kedua orang itu adalah kaki-tangan pemberontak.
yang suka berhubungan dengan orang-orang Merah-Putih. Artinya mereka adalah
pemberontak, adalah perusuh yang selalu membuat onar, terhadap pemerintah
Belanda. Mengerti kamu semua ? (PARA TAWANAN KATAKUTAN) Jadi kalian dengarkan
baik-baik. Sebetar lagi kedua orang itu akan ditembak mati bila mereka tidak
mau mengatakan dimana kawan-kawannya berada.
SERSAN NICO
Dan sebaliknya (KEPADA KEDUA TAWANAN) kalian berdua harus tahu, kalau
yang disana itu (PADA TAWANAN) adalah orang baik-baik.
LET.BELANDA
Ya. Mereka bukan golongan pemberontak, tetapi biarpun begitu Sersan,
mereka juga pasti ditembak kalau tidak patuh kepada kami, atau tidak mau mengatakan
dimana pusat markas Lapris berada.
SERSAN NICO
Kamu dengar ? (SAMBIL MENGHAJAR KEDUA TAWANAN DENGAN TINJU)
LET. BELANDA
Ya..ya... ya. Mengapa mesti tinju ? Seharusnya peluru pistolmu, Sersan. Silahkan mulai dan Pilih mana yang kau suka.
SERSAN NICO
(SERSAN NICO, MENCABUT PISTOL DI DEPAN JUANG II, ISTERI JUNG II BERLARI
MERANGKUL KAKI LETNAN) Kau. Katakan dimana markas kawan-kawanmu, itu berada ? Katakan
!
ISTERI JUANG
II
(MEMELUK KAKI
LETNAN VARRA) Jangan tuan. Tolong suamiku jangan ditembak.
LET. BELANDA
He! Jangan minta tolong kepadaku. Tetapi kepada suamimu tolol! Suruh ia
bicara atau menunjukkan kepada kami markas pemberontak itu.
GADIS PEJUANG
I
Tuan, orang tua itu bapakku tuan (KEPADA KAPTEN SAMBIL MENUJUK KEPADA ORANG
TUA) jangan ia disiksa, ia tidak bersalah. Sungguh kami semua tidak tahu
apa-apa.
LET. BELANDA
Tentu saja kalian semua tidak diapa-apakan kalau ia mengatakan dimana
markas pemberontak Lapris itu.
ISTERI JUANG
II
(KEPADA SUAMI)
Bicara daeng.... Bicara. Katakanlah yang sebenarnya.
GADIS JUANG 1
Bapak, jangan mau ditembak. Bapak harus hidup, demi anak-anakmu. Katakan saja apa yang bapak ketahui.
ADIK GADIS JUANG 1
(BERLARI MERANGKUL BAPAKNYA, JUANG 1) Bapak, dari pada ditembak, lebih
baik kita pulang. (MENARIK BAPAKNYA)
JUANG I
Jangan menangis anakku….. (MERANGKUL ANAKNYA) Apa yang harus saya
katakan, kalau saya sendiri tidak tahu
apa-apa tuan ?
SERSAN NICO
Bohong ! Koe jangan bohong sama pemerintah.
LET. BELANDA
Begini. Dengarkan baik-baik. Kita orang Balanda tahu persis kalau semua
penduduk kapung ini adalah Extremis-Extremis tulen. Jadi kamu semua orang,
pasti tahu di mana itu markas pemberontak yang di pimpin oleh Ranggong. Kamu,
kamu dan kamu semua, (PADA KEDUA PIMPINAN LASKAR DAN KELOMPOK MASSA) jangan
coba-coba tidak tahu markas pemberontak itu. Nah sekarang katakan pak tua,
dimana markas pemberontak itu berada.
JUANG I
Kalau markas pemberontak saya tidak tahu tapi kalau nama-nama pejuang
saya tahu tuan. Ada yang namanya Laptur Bangkala, Laptur Binamu, Alipan Bajeng,
Harimau Indonesia, Kris Muda, Amris, Gapis..........
LET. BELANDA
Diaaaam ! Gofferdomme... Itu bukan nama orang tolol, tapi nama-nama kelaskaran
yang tersebar dimana-mana yang selalu bikin kacau pemerintah. Faham ?
JUANG I.
Saya faham
Tuan. Ranggong Deng Romo itu, seorang pemberani.
LET. BELANDA
O.k. Selain
Ranggong Dengan Ramos, siapa lagi yang kamu kenal?
ADIK GADIS JUANG
I
Bukan Ranggong dengan Ramos, tolol. (MENEKAN KATA DEMI KATA) Tapi
Ramggong daeng Romo.
LET. BELANDA
Ya..ya..ya... (KEPADA ADIK GDS JUANG 1) Pintar juga kamu he? Pantas kamu
juga berada di tempat ini. (KEPADA JUANG 1) Terus, selain Ranggong, siapa lagi
yang kau kenal ?
JUANG I
O... Banyak tuan. Ada yang namanya
Pemuda Pare-Pare, Ranggong Deng Romo juga berteman dengan orang yang namanya Pallangga,
Pemuda Maros, Pemuda Camba, pemuda Makassar. Bangkala, Binamu, uuuh banyak
sekali Tuan Belanda.
LET. BELANDA
(MARAH) Shut
Up! Sudah, diam!..... Sersan !
SERSAN NICO
Ya, Letnan.
(MENDATANGI LETNAN VARRA)
LET. BELANDA
Sersan Nico,
bisa-bisanya kita menangkap orang gila. Orang sinting, orang tidak waras.
SERSAN NICO
Apa kita
bebaskan saja orang gila itu Letnan?
LET. BELANDA
Niet, niet, niet. Tidak ada yang mesti lolos dari maut, kecuali orang
yang bersedia mengatakan dimana markas Lapris itu berada. (MENATAP WAJAH
PEJUANG I) Sebetulnya kita orang kasihan kamu. Tapi kau sendiri tidak kasihan
pada drimu. (DINGIN) Sersan Nico, Seret orang ini, masukkan kedalam lubang,
lalu kubur ia hidup-hidup.
SERSAN NICO
Ikut aku. (MENYERET SEPARUH JALAN LALU BERTERIAK MEMANGGIL PRAJURIT)
Pengawal ! Kubur orang ini hidup-hidup. Laksanakan.
PRAJURIT I
& II
Siap Sersan, laksanakan. (JUANG 1 DISERET, ADIK GADIS JUANG 1 TERUS
MENGIKUT SAMBIL MERANGKUL DAN MENANGISI SANG BAPAK)
GADIS JUANG 1
Tidak, jangan Tuan besar, (MERANGKUL KAKI PENGAWAL) tolong kasihani orang
tuaku, ia tidak bersalah, ia tidak tahu apa-apa.
LET. BELANDA
Diam! Tidak
ada gunanya hidup orang gila.
GADIS JUANG 1
(BERLARI KEKELOMPOK TAWANAN PENUH KESEDIHAN) Paman, tolong bapakku, ia
sama sekali tidak gila paman (TAWANAN HANYA PASRAH MENANGISI NASIBNYA)
PAMAN
Sabar anakku.
Mari kita jalani takdir ini dengan tulus, Belanda busuk itu akan dikutuk Tuhan.
LET. BELANDA
(MENGHAMPIR) Apa? Kamu juga gila? Maju
(MENCABUT PISTOL) Ayo maju. (MEMBUKA TOPINYA, LALU MELEPASKAN TEMBAKAN DI
KEPALA SANG PAMAN) Contoh untuk orang yang melawan penguasa.
SERSAN NICO
Prajurit, singkirkan mayat itu. (SEORANG PRAJURIT DATANG MENYERET MAYAT
PAMAN KELUAR ARENA)
LET. BELANDA
Bagus Sersan. Mari kita lanjutkan tugas mulia ini. Kini sudah dua nyawa
yang melayang. Menurutmu Sersan, giliran siapa lagi?
ISTERI JUANG II
Tuan-tuan
sungguh kejam sekali
SERSAN NICO
Nyonya, salah
paham. Kami bukanlah potongan orang kejam.
ISTERI JUANG
II
Lantas mengapa
Bangsa kami ditangkapi dan di tembak?
LET. BELANDA
Itu karena kamu semua punya nasib
sial. Artinya kalau ada di antara kalian yang membongkar atau menjelaskan
letak persembunyian markas pemberontak, maka aku Luitenant Vander Varra, akan
membebaskan kalian dari siksa yang tidak
berkesudahan ini. OK? Bagaimana ? (KEPADA JUANG II)
ISTERI JUANG
II
Demi
keselamatan kita semua, bicaralah Daeng. Katakan dimana letak markas itu.
JUANG II
Markas komando
yang dipimpin Ranggong Deng Romo, berpusat di Polong Bangkeng, Tuan.
LET. BELANDA
Polong
Bangkeng ? Mm.... dimana itu?
JUANG II
Kira-kira 31
Kilo Meter dari Makassar, Tuan.
LET. BELANDA
Makassar? Yah,
aku pernah dengar kalau di Makassar. ada juga yang bernama Polong....
TAWANAN II
(NYELETUK) Jembatan
Polong, Tuan.
LET. BELANDA
Aa....
Jembatan Polong. Apa disana ada juga Markas Pemberontak, yang dipimpin Ranggong
?
TAWANAN II
Tidak tuan. Dinamai Jembatan Polong, karena sengaja dirusak oleh
pejuang-pejuang kemerdekaan, dan ahirnya terpotong jembatannya.
LET. BELANDA
Terus ?
TAWANAN II
Ya... tentu saja mobil-mobil patroli Belanda tidak bisa lewat Tuan,
bahkan di Jembatan Polong itu, puluhan serdadu Belanda tidak selamat. Semuanya di
bunuh dengan leher terpotong. Itu sebabnya jembat dinamai Jembatan Polong, Tuan.
LET. BELANDA
Gofferdoms... mendengar ceritamu, kau pasti termasuk orang yang ikut
membantai kawan-kawanku. (KEPADA SERSAN NICO) Sersan Nico sudahi dia.
TAWANAN II
Jangan saya di
tembak tuan. Saya cuma mengulangi cerita orang ,Tuan.
SERSAN NICO
Melangkah maju !....... (DOR..... HILANG LAGI SATU NYAWA TAWANAN. 2 SERDADU TANPA PERINTAH SEGERA MENYERET MAYAT
TAWANAN II KELUAR ARENA)
ISTERI JUANG
II
Kekejaman tuan melebihi binatang buas.
LET. BELANDA
Diaaaam! Tindakan kami ini sungguh masih amat lembut. Percayalah kalau
saja ada yang bersedia untuk mengatakan dimana markas pemberontak itu berada,
pasti kami akan membebaskan kalian.
GADIS JUANG I
Aneh, mengapa
tuan mencari markas pejuang dan bukan pejuangnya.
LET. BELANDA
Mencari seorang pejuang sama dengan mencarari jarum dalam timbunan
jerami. Tetapi jika markas mereka kami dapatkan, ibarat kami menemukan sarang lebah
dengan madunya. (BERPIKIR SEJENAK) Tetapi baiklah akan saya buktikan tuntutanmu
Sayang (KEPADA GADIS JUANG I) Sersan Nico, cari dan tangkap satu orang pejuang,
lalu segera perhadapkan kepada gadis cerewet ini. Secepatnya. (BERBISIK KEPADA
SERSAN NICO)
SERSAN NICO
Siap. Segera Letnan. (EXIT, LALU BERANGKAT DENGAN MOBIL PATROLI)
ISTERI JUANG
II
(BANGKIT MENDEKATI LETNAN) Tuan ini, betul-betul seorang Perwira pengecut.
Tuan cuma bisa menghadapi orang-orang yang tak berdaya seperti kami. Apa salah
kami dan apa hak tuan menangkap bangsa kami yang tak berdosa. (MELUDAHI MUKA
LETNAN)
LET. BELANDA
(MENCABUT PISTOLNYA DENGAN TENANG. MATANYA TAJAM MEMANDANG PEREMPUN YANG
MENGHINANYA) Sebenarnya aku kasihan pada kau...Tapi maut lebih menyayangimu.
JUANG II
Tuaan...
Jangan... Aku akan mengatakan letak markas...... (DOR.....)
(TANPA PERINTAH KEDUA PRAJURIT PENGAWAL
MENYINGKIRKANMAYAT ISTERI JUANG II)
LET. BELANDA
Terlambat.
JUANG II
(MERATAP) Oh... Alangkah kejinya. Engkau benar-benar binatang buas yang
menjelma menjadi seorang Letnan.
LET. BELANDA
Kematian isterimu bukan salahku, tetapi adalah salahmu sendiri, mendapat
isteri dari wanita pemberani yang menghina aku.
JUANG II
Kalau begitu
tembak dan bunuh juga aku. Bukankah aku juga telah menghinamu bangsat?
LET. BELANDA
Kau adalah harapan bagi kami untuk bicara, dan mengatakan didaerah mana
markas pemberontak Lapris berada. (MEMBUJUK DAN SEOLAH BERSEDIH) Maafkan aku
yang terlanjur membunuh isterimu.
ADEGAN V.
SERSAN NICO
(MUNCUL PENUH SEMANGAT) Lapor ! Tugas
telah kami laksanakan sesuai perintah. Tapi….. mengapa letnan justeru bersedih
? (KEPADA JUANG I) Hei, kaujuga bersedih?
LET. BELANDA
Sorry Sersan. Saya bersedih atas diri saya karena ceroboh.Terlanjur
membunuh isterinya, padahal ia sudah bersedia mengatakan dimana markas pejuang
itu berada.
SERSAN NICO
(BERSUARA KERAS KEPADA PENGAWAL)
Pengawal bawa masuk kawankita ! (DUA PENGAWAL MASUK MEMBAWA SEORANG EKSTREMIS)
LET. BELANDA
Tunggu. (MENYERET EKSTREMIS KEDEPAN GADIS JUANG I) Nona, sekedar memenuhi
tuntutanmu dan membuktikan kepadamu kalau seujung rambut pun aku tidak pernah
takut menangkap pejuang.
GADIS JUANG I
Pejuang sejati di negeri Polong Bangkeng, tidak akan pernah ditangkap
hidup-hidup.
SERSAN NICO
Siapa bilang kalau orang yang
berdiri di depan nona, bukan pejuang sejati?. Buka telingamu dan dengarkan baik-baik. (MEMBUKA
DAN MEMBACA CATATAN) Ia adalah Inlader kawakan. Pernah sekali waktu dalam
pertempuran di kota Makassar, Ia merebut satu buah panser, dan begitu hebatnya,
panser milik Belanda itu dibawa berkeliling kota sambil menyerang balik pos-pos pertahanan, dan membuat kami tentara
Belanda, kocar-kacir. Tetapi toh ahirnya
ia tertangkap juga lantaran panser yang ia kuasai kehabisan bahan bakar. Kawan ini benar-benar jagoan, Letnan. Ia bunuh 3
orang tentara kita di dalam perut panser.
LET. BELANDA
(SINIS) Indah
sekali kisahnya Sersan.
KAP. BELANDA
Yah...Mooi. Indah sekali. Mungkin
karena ia bukan orang gila, Letnan. (SAMBIL MELIRIK PADA GADIS JUANG I)
LET. BELANDA
(TERTAWA) Tetapi hari ini keindahan
kisahnya, akan menjadi suatu yang mengharukan.
SERSAN NICO
Maksud Letnan?
LET. BELANDA
Sesungguhnya aku sudah lama kenal kawan kita ini. Tujuh hari lalu, oleh Pengadilan
pusat telah memutuskan, hukuman mati atas dirinya. Itulah sebabnya kau kusuruh
untuk menjemput Ekstremis kawakan ini untuk kita tembak mati, di tanah sarang
pengacau ini.
SERSAN NICO
(TERTAWA) Sungguh suatu pekerjaan yang mengasyikkan, Letnan.
KAP. BELANDA
Memang mengasyikkan Sersan. (MENUJU KELUAR LALU MEMBERI PERINTAH DENGAN SUARA
KERAS KEPADA PENGAWALNYA) Siapkan 2 tiang Eksekusi !..... Waktu semakin mendesak. Matahari sore sudah
hampir habis.( TIANG EXEKUSI DIPASANG LALU MEMBERI PERINTAH) Sersan Nico,
segera urus mereka.
SERSAN NICO
Siap Letnan.... Pengawal! Pajang kedua ekstremis di tiang Eksekusi. (PARA
PENGAWAL MEMBAWA KEDUA PEJUANG KE TIANG EKSEKUSI BERBENTUK SALIB. KEDUA-DUA
TANGAN MEREKA DIRENTANG LALU DIIKAT) Lihat Letnan, Sungguh suatu pemandangan
yang menakjubkan.
LET. BELANDA
Keindahan yang tiada taranya dan sungguh mempesona. Sayang jika keindahan
ini tidak disaksikan oleh orang banyak, Sersan.
SERSAN NICO
Salela, Umumkan kepada penduduk, supaya datang menyaksikan dua penghianat yang akan ditembak mati. Segera
laksanakan.
SALELA’
Bajimi
tuan. (BERLARI KELILING KAMPUNG) Oe... Ikau niaka ngaseng ilalang balla//.
Napalaki Ituang Pammarentaya/, battu attimporong ri biring romang Borong’
buloa/, nani cini rua tau muhanna, maka
lani ko’da’/, punna tena naero ansingarri pakkuta’nanna/ Ituang mapparentaya.
(HARFIAH)
Oe... kalian yang berada di dalam rumah/ diminta oleh pemerintah/ datang
hadir di pinggir hutan pohon bambu/ guna menyaksikan dua pemberontak yang akan
ditembak/ jika tidak mau menjawab pertanyaan pemerintah dengan sebenarnya.
(KEMBALI KETEMPAT SEMULA. TIBA-TIBA....)
GADIS JUANG I
Laki-laki penghianat (MENYERANG SALELA.
SERSAN NICO, YANG BERADA DEKAT KEJADIAN, MENCABUT PISTOLNYA UNTUK BERTINDAK
TAPI DICEGAH OLEH LETNAN VANDER VARRA, AGAR TENANG)
LET. BELANDA
Sersan… (TAMPAK GELISAH, MONDAR MANDIR, LALU BERHENTI DI DEPAN EXTREM.
DAN MENATAPNYA) Apa kau tahu kalau nyawamu ada di dalam genggamanku ?
EKSTREMIS
Aku tahu, dan
aku tidak takut.
LET. BELANDA
Mari kita lihat. Sersan Nico ! perlihatkan caramu menyiksa serorang gadis
agar kedua pemberontak ini membuka mulut dan mengatakan dimana sarang
pemberontak itu bersembunyi.
SERSAN NICO
Pengawal ! Seret perempuan itu kemari (DUA PENGAWAL MENYERET DADIS JUANG
II, BERADA DIANTARA 2TIANG EKSEKUSI) Apa kalian tidak meresa kasihan kepda
perempuan ini kalau aku siksa ?
JUANG II
Untuk apa kau
menyiksa perempun yang tidak berdosa ?
SERSAN NICO
Untuk membuat ia Bicara dan bicara! (KEDENGARAN SUARA-SUARA ORANG BANYAK)
LET. BELANDA
Tenang..... Tenang. (MENENANGKAN PENDUDUK KAMPUNG YANG DATANG MENYAKSIKAN
DUA TAWANAN YANG AKAN DI TEMBAK MATI) Sersan, ada apa sehingga yang datang
ketempat ini melulu perempuan ?
SERSAN NICO
Semua laki-laki kecuali baji, telah disapu bersih, Letnan.
LET. BELANDA
Menarik Sersan.
Jadi mereka itu kebanyakan perempuan-perempuan janda he?
SERSAN NICO
Sangat mungkin
Kapitein ?
LET. BELANDA
Apa ada janda
Kembang ?
SERSAN NICO
Sebaiknya
tanya ahlinya, Letnan. Salela.
LET. BELANDA
Ghodferdoms.
Salela.
SERSAN NICO
Ada apa Letnan
?
LET. BELANDA
Srorang ahli
terlalu sulit untuk dikalahkan Sersan, dan saya tidak mungkin menyantap
sisa-sisanya Salela. (MEMANGGIL SALELA) Salela.
SALELA
Ya, Tuan.
LET. BELANDA
Ah... Tidak. (MEMBATALKAN NIATNYA) Yang ingin aku tahu kemana perginya
laki-laki kampung yang masih hidup itu?
SALELA
Saya yakin
mereka menyatukan diri dengan laskar pemberontak, Tuan.
LET. BELANDA
Ghobverdoms. (MENAHA AMARAH SAMBIL BERJALAN MONDAR MANDIR) Mereka tidak
bisa diberi ampun. Akhr... Lanjutkan tugasmu Sersan.
SERSAN NICO
Pengawal ! Ikat
seluruh badan gadis itu. Potong kedua daun telinganya lalu kuliti kepalanya
dengan sempurna. (PARA PENGAWAL DENGAN GERAK CEPAT MENGIKAT SEKUJUR TUBUH
GADIS.......)
JUANG II
Hentikan ! Bebaskan gadis yang tidak berdosa itu dan akan saya katakan
markas persembunyian itu.
LET. BELANDA
Baik, baik. Sersan, bebaskan gadis itu.( GADIS JUANG I DIBEBASKAN DARI
IKATAN LALU DIBAWA KELUAR ARENA OLEH PENGAWAL, DIIKUTI SALELA) Permintaanmu
telah dikabulkan. Sekarang bicaralah.
JUANG II
Tuan, markas itu selalu berpindah-pindah. Supaya tidak salah, beri saya
kesempatang bicara kepada saudaraku (KEPADA EKTREMIAS)
LET. BELANDA
Hm..bagaimana
menurutmu Sersan Nico?
SERSAN NICO
Aku pikir boleh saja Letnan, seorang yang dihukum mati, selalu diberi
kesempatan terahir (KEPADA EKSTREMIS) ayo bicaralah kepada sesamamu
pemberontak.
EKSTREMIS
(TERTAWA) Aku hargai rasa kemanusiaanmu. Membebaskan dan menyelamatkan
nyawa seorang perempuan.Tapi aku sekaligus membencimu. Seandainya kedua
tanganku ini bebas, batang lehermu pasti aku pahkan.
JUANG II
Apa salahku
Daeng?
EKSTREMIS
Menyelamatkan nyawa perempuan demi untuk mengatakan sesuatu yang dirahasiakan,
adalah tindakan yang amat hina. Apa kamu tidak punya rasa bangga? Rasa harga
diri? Apa dalam jiwamu tidak ada lagi rasa SIRI dan PACCE? Sehingga kau tega
untuk mengatakan tempat dimana markas
para pejuang Kemerdekaan ? hm.. ketahuilah, bagi Belanda, kau dan aku bukan
manusia. Bangsa Indonesia yang hidup dibawah penindasan orang-orang yang kejam,
ganas dan takkenal kasihan akan terus
menyiksa dan membunuh segenap keluarga yang tak berdosa, dan akan terus
menyensarakan bangsa Indonesia. Apa ini tidak menimbulkan keinginan dalam
dirimu untuk melawan ? Renungkan Istrimu, ia rela mengorbankan nyawanya demi membela
harga dirimu, membela harkat bangsanya.
JUANG II
Sudah... sudah
Daeng.
EKSTREMIS
Yakinlah bahwa hanya para Laskar pejuang yang mampu menyelesaikan
Revolusi ini. Hanya laskar dan orang yang berjiwa juang yang mampu memerdekakan
Bangsa Indonesia, berapa pun nyawa, darah dan air mata yang harus ia berikan.
JUANG II
(BERNYALI)
Hidup Laskar Pemberontak! Aku bersamamu. Merdeka !
SALELA
Apa merdeka?.....Enne E (KEPADA JUANG II SAMBIL MEMECIT BIJI PELERNYA)
Lapor. Tempat persembunyian mereka telah ditemukan Tuan.(MENYERAHKAN
BERKAS KEPADA LETNAN ONSLAGH VAN VARRA.) Habisi saja orang-orang itu.
SERSAN NICO
Salela. Koe sungguh keterlaluan menyuruh seorang Letnan Onslagh Vander
Varra. Koe tahu siapa drimu? (MENCABUT PISTOLNYA LALU MENEMBAK KEPALA SALELA).
LET. BELANDA
(KEPADA EKSTREMIS) Biar kau tahu siapa kami sebenarnya. Bahwa kawanpun,
kami tidak segan-segan melenyapkan nyawanya kapan saja kami mau.
(KEPD. JUANG II) Apakah sudah menjadi ketetapan hatimu, untuk tidak mau
menyelamatkan kawanmu itu? (KEPD. EXTRE) Dan kau membiarkan bahkan
mempengaruhinya menjadi orang yg keras kepala...he? Sayang. Lihat sekelilingmu. Tak ada lagi mobil
panser berlapis baja yang kau bisa taklukkan. Tapi justeru yang ada hanyalah lima
moncong senapan yang mengarah kepadamu dan akan melezatkan peluru kedalam
jantungmu. (MELEDAK) Demi Tuhan. Seandainya kau bisa mencairkan hati orang ini
sehingga ia mau membuka rahasia keberadaan markas pemberontak itu, maka aku
pribadi meminta kepada Kapiten, agar kau dibebaskan dari hukuman mati. Dan
pasti Mr. Onslagh Vander Varra mengabulkannya. Bagaimana ?
EKSTREMIS
Semua Penjajah
di atas bumi adalah penipu ulung dan pembohong !
LET. BELANDA
(MEMOTONG)
Cukup !..... Apa kau sudah berdo’a
kawan?
EKSTREMIS
Tuhan
menciptakan takdir bagiku, untuk bersahabat dengan peluru.
LET. BELANDA
Bagaimana
kalau takdirmu bercerita lain? Dan semua peluru tidak mau bersahat denganmu?
EKSTREMIS
Aku pasti
menjadi macan yang akan mengoyak jantungmu.
LET. BELANDA
Ghovverdommes, Algojo tembak! (REGU TEMBAK BERGERAK SPONTAN MENGARAHKAN
LARAS SENAPAN MESINNYA KETUBUH EKSTREMIS) Tembak!!! (DOR... KAPTEN MEMASANG
TOPINYA KEMBALI) Sersan Nico, segera temui iduk pasukan, katakan apa penyisiran
kesegenap pelosok tetap dilaksanakan sampai malam nanti?
SERSAN NICO
Siap, Letnan
(EXIT)
LET. BELANDA
(SENYUM SINIS) Giliran kau sekarang. Semua kawan-kawanmu sudah mati. Juga
Salela, kawan kami sudah mampus. Kini tinggal kau sendiri.
JUANG II
Tuan tidak
perlu menggertak dan menakut-nakuti aku.
LET. BELANDA
Kami tidak menakut-nakutimu, Cuma kami mau mengatakan kalau kau sebenarnya selamat dari penembakan ini.
JUANG II
Akal busuk apa
lagi yang timbul dihati tuan?
LET. BELANDA
Bukankah kehadiranmu disini karena kami hanya bertujuan....
JUANG II
Bertujuan untuk menyiksa menembak aku bukan? Menyiksa dan membunuh semua
penduduk yang tidak berdosa, Itu tujuan tuan bukan?
LET.
BELANDA
Bukan ! Kami menangkap kau dan kawanmu karena kami hanya ingin tahu
dimana markas pasukan laskar itu bersembunyi. Andai ada jawaban dari kau atau
dari kawan-kawanmu, maka kalian tidak mungkin kami tembak.
JUANG II
Kalau begitu seharusnya tuan membebaskan aku dari derita yang aku
kualami, karena jawaban yang tuan inginkan, sudah tuan dapatkan meskipun dari
mata-mata tuan sendiri.
LET. BELANDA
Masalahnya kau dan kawan-kawanmu termasuk Salela, telah memperolok-olok
kami bahkan menghina orang-orang Belanda.
JUANG II
Jangankan mengolok-olok atau menghina, bahkan lebih dari itu. Aku dan
seluruh bangsaku akan menghancurkanmu.
LET. BELANDA
Regu tembak.! (REGU TEMBAK
SERENTAK SIAP UNTUK MELAKSANAKAN TUGASNYA)
LET. BELANDA
Heran aku. Apa yang membuat kau begitu berani menghadapi maut?
JUANG II
Maut adalah gerbang emas bagi Jiwa dan Sanubariku.
LET.BELANDA
Siap...... Tembaaaak ! (PELURUPUN MENYERBU SASARAN)
JUANG II
Allahu Akbar ! (GUGUR DENGAN TENANG)
LET. BELANDA
(SERSAN NICO MUNCUL MENYERAHKAN GULUNGAN DOKUMEN. LET VARRA SEGERA
MEMBACANYA) OK. Sersan Niko, saatnya sudah tiba. Menurut isi pesan ini, Pasukan
Infantri, dan segenap pasukan alteleri sudah siaga dimana-mana. Adapun pasukan
kita nantinya diinstruksikan untuk menyatukan diri dengan pasukan Mr. Remond
Westerling, yang akan meluncur dari tebing ketinggian dan sebahagian lagi
menyusuri aliran sungai Bukit Langgese’ (KEPADA KAWAN-KAWAN) Ingat, kita semua
harus berhati-hati, mengingat Ranggong, beserta Laskar-laskarnya cukup tangguh
dalam mengadakan perlawanan.
Setelah mayat ini kalian lemparkan
kedalam lubang, kuharap Sersan Nico, bersama kalian menggabungkan diri dengan
Mr. Remon Westerling. Mengerti ?
LET. BELANDA
Dan aku sendiri segera menemui Induk pasukan meriam Alteleri, agar
mempersiapan amunisi sebanyak-banyaknya demi meriahnya pesta maut di Langgase’.
(MENINGGALKAN LOKASI)
(SEMMENTARA PARA EKSEKUTOR MENYINGKIRKAN MAYAT JUANG II, TIBA-TIBA
TERDENGAR BRONDONGAN TEMBAKAN DARI SEGALA ARAH)
EKSEKUTOR 1
Sersan! Saya tertembak.
SERSAN NICO
(KEPADA EKSEKUTOR) Angkat kawanmu ke mobil, kita tinggalkan tempat ini.
(TEMBAKAN PARA PEJUANG TERUS MEMBERONDONG, TAMPAK SALAH SEORANG YANG MENGANGKAT
TEMANNYA, KEMBALI TERKENA PELURU. BELANDA KIAN PANIK, TAMPAK MASING-MASING
INGIN MENYELAMATKAN DIRI DAN MEREKA YANG
BERHASIL MENGHILANG DARI TEMPAT, KEMBALI MUNCUL DENGAN BAMBU RINCING TERTANCAP
DI JANTUNG MEREKA. TERMASUK SERSAN NICO, TAMPAK SEMPOYONGAN SAMBIL MEMEGANG
BADIK YANG TERTANCAP TEMBUS DIDADA KIRI, SERSAN-PUN TERKAPAR.
ADEGAN VI
SESAAT KEMUDIAN MUNCUL TORUNGKA BERSAMA BUNGA MENGGELEDAH MAYAT, DIBANTU OLEH
SESEORANG, TURUT MENGUMPULKAN SENJATA PARA EKSEKUTOR. TORUNGKA SENDIRI MENGABIMIL
PISTOL SERSAN NICO)
TORUNGKA
(KEPADA SESEORANG) Berikan senapan itu kepada kawa kitan yang belum punya
senjata……
SESEORANG
Baik komandan
BUNGA
Satu untukku. (MEMINTA KEPADA SESEORANG)…
TORUNGKA
(MENGAMBIL PISTOL DARI PINGGANGNYA UNTUK BUNGA) Tidak, Bunga.
Ini untk kau….. (MEMBERI KOMANDO
KEPADA LASKARNYA) Laskarku, dengarkan aku! Sekarang juga kita berangkat menuju
Markas Pusat Langgese’……
ADEGAN VII
(SUASANA SUBUH DI MARKAS BUKIT LANGGESE)
(DI SUDUT RUANG, RANGGONG DAN DAENG LEO BANGUN DARI SUJUD TERAKHIRNYA DAN
SETELAH MEMBERI SALAM, SEBUAH BOM JATUH MENGGUNCANG MARKAS. LASKAR-LASKAR YANG
MASIH NYENYAK TIDURNYA AMAT TERPERAN JAT DAN KOCAR KACIR SAMBIL BERTERIAK
DENGAN KATA : Ada apa ini?!!...... Allahu Akbar........ Bumi berguncang.......
Mana senjataku....... Ini bukan gempa tapi serangan musuh!
RANGGONG
Tenang, jangan panik! (SUASANA BERANGSUR AGAK TENANG MESKI DENTUMAN DAN
DESINGAN PELURU MASIH GENCAR) Seorang kesatria dalam ketenangannya tersimpan
kekuatan. Itulah sebabnya dalam peperangan apa pun, bagi seorang pejuang adalah
tempat terhormat.
PARA LASKAR
Izinkan kami Panglima. Tabe ! (4. PARA LASKAR MENGHILANG KESEGALA ARAH,
KECUALI DAENG LEO, TETAP MENDAPINGI RANGGONG)
KURIR
Lapor, Panglima...... (TAMPAK TERLUKA, KEBABISAN TENAGA)
RANGGONG
Bagaimana keadaan para laskar?
KURIR
Perlawanan suangguh tidak seimbang Panglima.
RANGGONG
Tidak seimbang. Terus ?
KURIR
Pos pertama Bangkeng Tana, yang berada disebelah barat Desa Cakura, telah
lumpuh. Pasukan Belanda, laksana pasir yang dilempar kedepan menyerbu laskar kita Panglima. (SUARA DENTUMAN
KEMBALI MENGGELEGAR)
RANGGONG
Ya Allah, semoga badai Bom yang melanda Bukit Langgese, membawa rahmat
begi kami, bagi Indonesia tumpah darah kami.
DAENG LEO
Panglima, saya sebagai Pa’lapa’ barambang, wajib melindungi keselamatan
Panglima, apa tidak sebaiknya untuk sementara kita menyingkir dari tempat ini ?
RANGGONG
Sonda Daeng Leo. Kau jangan mengajak aku untuk tidak menjadi diriku.
PENGAWAL II
(MELAPOR) Panglima, Pos Taipajawaya dari arah selatan telah dikuasai
tentara Belanda. Laskar-laskar yang menyebar di desa Barana-Je’ne’ Ponto, tidak
mampu menahan gempuran musuh, kawan-kawan laskar banyak yang ditawan. (SUARA SENJATA BERAT DAN
DENTUMAN MERIAM KEMBALI MERONTOKKAN SEMANGAT.............)
PENGAWAL III
(MELAPOR) Pos kami di Kayumarunang dari utara mulai dari desa Ko’mara’
sudah tersapu bersih Panglima. Kami tidak mampu menahan gempuran Belanda yang
menggunakan Basoka, dan berbagai macam persenjataan berat. (LAGI-LAGI GELEGAR
BOM MENGGUNCANG)
RANGGONG
Kalau begitu sampaikan kepada kawan untuk mundur melalui aliran sungai
kecil Langgese’.
PENGAWAL IV
Lapor. Pos Bulu’ Langgese’ dari arah timur, sudah rata Panglima. Pasukan
Baret Merah yang dipimpin Kapten Raymond Westerling, meluncur dari atas tebing
curam yang tinggi dan telah sampai dialiran sungai Langgese’. Mereka sudah
menuju kemarkas ini Panglima.
KURIR
Satu-satunya jalur yang masih memberi harapan, ialah
jalur Barat Panglima. Padang rumput yang begitu luas memberi berpeluang untuk melepaskan
diri dari kepungan. Yang penting kita hinadari jalur desa Ca’kura, yang telah
dikuasai oleh pasukan Belanda
RANGGONG
Terlambat. Jangan coba-coba melewati jalur itu. Lokasi itu pasti sudah
merupakan jalur maut. Padang rumput yang begitu luas, tidak menjamin
keselamatan. Seluruh mulut senjata mereka, pasti sudah mengarah kejalur maut
yang saya maksud.
DAENG LEO
Kalau begitu kita sudah tidak punya lagi jalan keluar. (BOM JATUH KEMBALI
MENCIUTKAN NYALI)
BER-SAMA2
Segera keluarkan perintah Panglima.
RANGGONG
Selamatkan diri kalian masing-masing. Selamatkan kawan-kawan kita yang
lain. Dilereng Bukuit Langgese’ terdapat jembatan gatung melintas diatas
sungai. Pergilah. (PERPISAHAN PENUH HARU)
PARA PENGAWAL
Merdeka ! (EXIT PENUH
KEHARUAN, TEMBAKAN SEMAKIN GENCAR)
RANGGONG
Leo, mengapa engkau tidak
bergerak dari tempatmu?
DAENG LEO
Panglima, tugasku adalah pengawal
bagi keselamatan jiwa Panglima.
RANGGONG
(TERSENYUM) Leo, Leo.
Apakah kau tidak takut terhadap ujian yang berat ini ?
DAENG LEO
Allah telah menentukan segalanya Panglima. Meskipun begitu dalam berulang
kali pertempuran melawan Belanda, barulah hari ini aku merasakan betapa berat
dan getirnya ujian ini.
RANGGONG
Tetapi bukankah Allah juga
yang menciptakan ujian ini Leo?
DAENG LEO
Saya tidak mengingkarinya Panglima. Justeru itu saya ingin mengatakan, kita
seharusnya bersyukur karena mendapat kesempatan menjalankan kehendak Allah.
RANGGONG
Allahu Akbar (SECEPAT KILAT MENCABUT PISTOLNYA DAN MENEMBAK BEBERAPA
MUSUH YG SEMPAT LOLOS KERUANGANNYA. BERSAMAAN DENGAN ITU PULA BOM DAN BERPULUH
PELURU SENJATA BERAT MENEMBUS DINDING MARKAS. RANGGONG BERSAMA DAENG LEO
PENGAWALNYA PERLAHAN ROBOH DENGAN TENANGNYA.
ADEGAN VIII
TORUNGKA
(SEPASUKAN LASKAR MUNCUL.... TORUNGKA MERANGKUL JENAZAH DG. ROMO BERSAMA
DG. LEO.....) Demi Indonesiamu, demi menyelamatkan berjuta-juta jiwa bangsamu.
Perjuangan dan pengorbananmu, akan kami teruskan sampai diujung sorak-sorai
Kemerdekaan dan kejayaan. (CAHAYA/MUSIK FADE OUT DAN SELESAI)
Makassar, 25 Oktober 2011
PEMERAN
KELOMPOK PEJUANG
KELOMPOK BELANDA KELP. TAWANAN
1. Ranggong DG Romo 1.
Kap. Onslag Vander Varra 1.
Juang I
2. Sonda DG. Leo’ 2.
Letn. Van Mungkir 2.
Juang II
3. Torungka 3.
Sersan Nico 3.
Anak Juang I
4. Bunga 4.
Salela (Mata-Mata) 4.
Iteri Juang II
5. Sekretaris 5.
Eksekutur I 5. Paman
6. Pengawal II 6.
Eksekutor II 6. Tawanan II
7. Pengawal III 7. Ekstremis
8.
Pengawal IV
9. Kurir